Minggu, 15 November 2020

Sang Pendiik Terluar

 



Tepat pada pukul 10.00 wib, saya dikejutkan dengan berita akan ditutupnya sekolah di seluruh indonesia, dikarenakan kasus wabah covid 19 menanjak tajam. Seharusnya, pada saat itu sekolah kami akan melaksanakan ujian semester dua. Saya terkejut mendengar kabar tersebut dan hampir tidak yakin itu akan terjadi. Setelah beberapa hari, melalui kepala sekolah memberikan kabar bahwasanya pembelajaran akan tetap berlanjut dan dilaksanakan dengan sistem berbeda yaitu Pembelajar Jarak Jauh (PJJ) berbasis e-learning (Online).

Disinilah permulaan kebingungan yang sangat besar yang saya rasakan, kemudian pikiran mulai berkecamuk, sejumlah pertanyaan datang silih berganti pada setiap fase, dan tidak tahu tempat bertanya, ibarat nahkoda kehilangan arah dalam berlayar. Kebingungan itu sangat berdasar, karena  tempat saya bertugas adalah daerah tertinggal,terluar dan keterbelakangan. Pada saat itu, jaringan internet tidak begitu baik yang seperti di kota-kota besar. Sebagai pendidik saya harus siap dalam keadaan apapun, dan termasuk tidak bagusnya akses internet dalam mendukung Pembelajaran Jarak Jauh.

Keesokan harinya, melalui bidang kurikulum sekolah mengeluarkan jadwal pembelajaran secara daring. Bertepatan besok pagi pukul 08.00 wib jadwal saya mengisi pembelajaran.

Hari pertama dalam melakukan pembelajaran daring, sangat tidak terarah dan membingungkan. Pembelajaran dilakukan melalui aplikasi whatsapp yang sudah di buat groub kelas oleh masing-mazsing wali kelas. Saya memberikan materi seperti biasa, namun sangat terbatas penjelasannya dan memberikan proyek kepada siswa yang harus diselesaikan hari itu juga. Saya tunggu hingga pukul 12.00 wib, ternyata hanya beberapa siswa yang mengumpulkan proyeknya. Menyikapi hal tersebut, timbul rasa jengkel dan marah dalam diri, saya berpikir; dimanakah sebenarnya yang kurang tepat, dan mengapa siswa tidak mengerjakan proyek yang diberikan. Berbagai pertanyaan yang tidak terjawab saat itu. Keesokan harinya, saya memberitahukan kepada wali kelasnya agar menegur para siswa yang tidak mengerjakan tugasnya. Kemudian, saya tidak menyangka akan bertengkar hebat dengan wali kelas yang membela  terhadap siswa. Dalam pertengkaran tersebut, saya mengutip satu penjelasan yang membuat terharu dan melemahkan jiwa. Menurut penuturan wali kelas, ada beberapa siswa yang tidak memiliki android dan yang tidak memiliki paket internet. Saya makin pusing dengan problem tersebut, dan nyaris membuat semangat melemah. Perlahan mencoba mencari solusi dengan cara bergabung dengan groub facebook yang berafiliasi terhadap Pemebelajaran Jarak Jauh. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah brosur yang diposting salah satu anggota groub, yang isinya memuat mengenai kegiatan webinar bertema; mengatasi persoalan Pembelajaran Jarak Jauh dengan narasumber guru besar dari berbagai elemen ilmu pengetahuan. Saya mengikuti kegiatan tersebut dari awal hingga akhir dan sangat menguras waktu dan paket data internet. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, akhirnya menemukan solusi dengan persoalan yang lagi dihadapi.

Saya menemukan cara alami untuk Pembelajaran Jarak Jauh. Pertama, saya membuat pokok-pokok materi yang diambil dari Kompetensi Dasar dan memasukkan sedikit proses asesmenn di dalamnya. Kemudian saya bagikan melalui whatsapp, termasuk saya titipkan kepada siswa yang tidak memiliki android. Selanjutnya, saya menjelaskan aturan mainnya, siswa bebas memilih materi yang diinginkan dan mempelajarinya sesuai situasi dan kondisi. Untuk yang memiliki android tagihan pemahaman proyeknya boleh di setor dalam waktu satu bulan sebanyak dua kali pelaporan dengan syarat siswa harus menulis ke buku tulis kegiatan pembelajaran di rumah dan membubuhkan tanda tangan orangtua pada setiap materi yang di ajarkan. Saya memberikan keleluasan terhadap siswa untuk bereksperimen dengan cara rekam video yang memuat ulasan ulang mengenai materi, dan di kumpulkan melalui aplikasi whatsapp. Bagi siswa yang tidak memiliki android, saya memberikan materinya dengan cara menguraikan proyek materi secara bertahap, durasi waktu boleh satu bulan sekali untuk pelaporan dengan syarat siswa tersebut harus meberikan resume kegiatan di rumah. Sebagai bahannya berpedoman terhadap pokok-pokok materi yang sudah diberikan, dengan cara mengembangkan materi menurut bahasa siswa itu sendiri.

Saya mengamati proses pembelajaran dan mengevaluasinya secara berkala melalui whatsapp. Proses Pembelajaran Jarak Jauh ini, saya menggunakan asesmen kemauan belajar. Artinya, nilai hasil tidak begitu diperhitungkan, yang di tekankan di sini tingkat kemauan dan semangat siwa dalam belajar jarak jauh dengan rasa bahagia dan teratur.

Jadi, walaupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terlepas dari pengamatan; namun seorang guru harus membuat pembelajaran yang menyenangkan serta terstruktur, dan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan penyederhanaan, hingga kegiatan proses belajar mengajar jarak jauh terlaksana dengan baik.

Bebeberapa bulan kemudian, timbul persoalan baru mengenai rasa jenuh dan lilitan ekonomi para siswa yang drastis menurun akibat pandemi. Saya mulai memutar cara bagaimana mengatasi persoalan tersebut. Padahal kalo mengenai ekonomi, guru juga merasakan hal yang sama pada saat pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh. Berdasarkan persoalan tersebut, saya mencoba membuat strategi yang lebih kreatif dengan membuat kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa, serta menyusun jadwal pembelajaran sesuai dengan nomor urut yang telah di pilih. Misalnya, saya membuat undian 1,2 dan 3, kemudian siswa memilih jadwalnya tersendiri. Kelompok A belajar hari senin, sedangkan kelompok B belajar hari Rabu dan kelompok C belajar hari sabtu, serta waktu disesuaikan menurut permintaan siswa. Dengan pembagian jadwal tersebut, siswa memperoleh suasan lebih segar dan secara langsung menimbulkan persaingan antar kelompok yang berbeda. Mengenai keterbatasan ekonomi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan dengan internet belajar secara geratis. Saya berprinsip, guru adalah pengobat kendala dari bermacam titik persolan dan juga sebagai pejuang yang tangguh pada saat ini.

Dengan demikian, guru dapat lebih proaktif sebagai sosok fasilitator dan kemitraan bagi para siswa. Guru pada prinsipnya harus memiliki semangat Serach and Explore Updates, artinya tidak semua harus di tunggu keberadaan suatu objek.

Berbagai sumber dapat dijadikan sebagai pengembangan diri yang ber kompetensi handal dan bermartabat. Melalui jejaring sosial, serta diskusi dengan mengikuti webinar, video motivasi, opini, artikel, jurnal, juga dapat menambah wawasan luas, serta kritis dalam melakukan sesuatu yang positif.

Makna yang dipetik dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sistem e-learning adalah saya dapat memenuhi tantangan digital media pembelajaran yang bervariasi. Selama ini, saya tidak mengetahui tentang aplikasi coding, microsft teams, inspiring, dan media lainnya. Dengan wabah covid 19 ini, dapat mengalihkan perhatian serta keinginan belajar untuk menguasainya. Saya juga terinspirasi dalam menuliskan karya-kaya  seperti, opini, artikel, jurnal dan saya aktif berbagi ilmu melalui blogger, yang berkolaborasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). 

Saya ingin menjadi guru untuk diri saya sendiri dan orang lain, serta menjadi peserta belajar untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Keberadaan tempat tugas saya yang terpencil dan terluar bukan menjadi suatu halangan untuk bersinergi dalam menggali ilmu pengetahuan. Saya sadar masih terlalu banyak keterbatasan saat ini, baik dari akses internet, bahan baca dan alat informasi lainnya. Prinsipnya, saya tidak akan menyerah dengan keadaan dan saya teringat satu kutipan dari film aksi kunfu panda yang diperankan oleh kura-kura berkata “ Kemaren adalah Sejarah, hari ini adalah anugerah dan besok adalah misteri”. Artinya, tidak ada satu apa pun yang mengetahui tentang diri kita di masa yang akan datang, namun kita tetap bersyukur dan belajar dari masa lalu, optimis dan berupaya menjadi yang terbaik bagi pendidikan yang ber moral pancasila.

Tetaplah menjadi guru yang inspiratif, walaupun dengan keterbatasan fasilitas, serta tumbuhkanlah sikap pembaharu yang kompetitif dan hiduplah seperti daun keladi yang tidak ingin mengalah walaupun rintangan silih berganti menghampiri. Marilah belajar bersama dalam kerakyatan, jadikanlah pandemi menjadi awal perjuangan kita sebagai pendidik yang berkompetensi dan profeisonal.











   


Sang Pendiik Terluar

  Tepat pada pukul 10.00 wib, saya dikejutkan dengan berita akan ditutupnya sekolah di seluruh indonesia, dikarenakan kasus wabah covid 19 m...